welcome to Rafika's world :). semua yang ada disini asli berasal dari akal fikiran saya :P #alay. semoga dapat menghibur ^^

Senin, 21 Oktober 2013

mengenalmu (eps. 9)



Seharian ini aku tak bertemu dengan Candra. Aku memang sengaja menghindar darinya. Dekat-dekat dengannya hanya akan mengingatkanku bahwa aku sudah tidak berhak atas dia. Aku bukan siapa-siapanya lagi sekarang. Walaupun dia bilang dia masih mencintaiku. Intinya, kita putus dikarenakan Danny, dan dia juga cemburu melihatku dengan Danny. Memikirkannya benar-benar membuatku pusing.
Rencananya sehabis pulang sekolah, aku langsung pulang dan menjenguk  Danny, namun niat itu batal karena aku tertidur di UKS. Suhu AC.nya yang sangat dingin di cuaca yang panas ini membuatku benar-benar tak dapat menahan kantukku sehingga aku ketiduan. Aku bangun dari kasur dan merapikan seragamku. Tasku ternyata sudah ada di samping kasur UKS yang kutiduri. Aku buru-buru mengambilnya dan keluar dari ruang UKS. Karena ruang UKS berhadapan dengan lapangan basket, aku dapat melihat dengan jelas ada anak laki-laki yang sedang bermain basket sendirian, tanpa satupun lawan. Gerakannya sangat gesit dan lincah, sayang terlihat penuh emosional. Aku memberanikan diri untuk mendekati lapangan basket supaya dapat melihat dengan jelas siapa yang sedang bermain. Aku kaget menemukan bahwa Candra lah yang ada disana. Keringatnya membasahi tubuhnya yang terlihat kelelahan namun tak mengurangi  kecepatannya dalam menggiring bola. Dan akhirnya beberapa menit kemudian aku melihatnya ambruk tepat di tengah lapangan. Refleks aku lari ke tengah lapangan.
“Candra, bangun! Kamu gak apa-apa?” tanyaku sambil sedikit gelisah. Jujur, aku takut dia kenapa-kenapa. Nafasnya terdengar memburu. Candra perlahan-lahan membuka matanya dan kaget melihatku ada disampingnya.
“Fika?kamu kok ada disini?” tanyanya sambil berusaha bangun dengan susah payah. Aku tak langsung menjawab pertanyaannya dan mengambil botol minuman di dalam tasku.
“cepat, minum! Aku tau kamu haus,capek dan butuh minum kan” kataku sambil menyodorkan botol minumku kerarahnya. Sejenak dia ragu untuk meminumnya, namun akhirnya diminum juga dan habis dalam sekejap.
“sudah sore, ayo kuantar pulang. Makan dulu tapinya” katanya sambil berdiri dan mengambil tasnya. Akupun mengikutinya dari belakang.
“aku bisa pulang sendiri kok Ndra! Lagian aku juga sudah makan tadi siang di kantin” kataku berbohong. Dia langsung berbalik badan menghadap kearahku dan menatap langsung mataku dengan matanya yang biru itu. Aku lansung menunduk, takut dia menyadari bahwa aku sedang membohonginya.
“kau tak usah bohong padaku,fik! Aku tau kamu tadi di UKS seharian dan ketiduran!mana ada waktu buat makan siang” katanya dan seakan-akan sadar dengan apa yang barusan dikatakannya, dia langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sebentar lalu berbalik badan.
“Dari mana dia tau aku di UKS tadi seharian? Bahkan dia tau kalau aku tertidur di UKS” pikirku kemudian.

Minggu, 20 Oktober 2013

Your Call–Secondhand Serenade



Waiting for your call, I’m sick, call I’m angry
Call I’m desperate for your voice
I’m listening to the song we used to sing
In the car, do you remember, butterfly, early summer?
It’s playing on repeat, just like when we would meet
Like when we would meet
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine, stay with me tonight
Stripped and polished, I am new, I am fresh
I am feeling so ambitious
You and me, flesh to flesh
’Cause every breath that you will take
When you are sitting next to me
Will bring life into my deepest hopes, what’s your fantasy?
What’s your, what’s your
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine, stay with me tonight
And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight

Selasa, 27 Agustus 2013

Maher Zain - Open Your Eyes


Look around yourselves
Can’t you see this wonder
Spreaded infront of you
The clouds floating by
The skies are clear and blue
Planets in the orbits
The moon and the sun
Such perfect harmony

Let’s start question in ourselves
Isn’t this proof enough for us

Or are we so blind
To push it all aside..
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Look inside yourselves
Such a perfect order
Hiding in yourselves
Running in your veins
What about anger love and pain
And all the things you’re feeling
Can you touch them with your hand?
So are they really there?

Lets start question in ourselves
Isn’t this proof enough for us?
Or are we so blind
To push it all aside..?
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

When a baby’s born
So helpless and weak
And you’re watching him growing..
So why deny
Whats in front of your eyes
The biggest miracle of life..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look quiet we’ll see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Open your eyes and hearts and minds
If you just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Allah..
You created everything
We belong to You
Ya Robb we raise our hands
Forever we thank You..
Alhamdulillah..

mengenalmu (eps. 8)


“Pagi,fik!” sapa Dika, sahabatku sejak pertama kali aku masuk XI IPS 1.
“Oh, iya pagi Dik! Pagi semuanya!” sapaku ke Dika plus anak-anak kelas yang menyapaku.
Aku buru-buru duduk di bangku paling pojok, di samping Dika dan menaruh kepalaku diatas meja. Rasanya hari ini begitu melelahkan. Jujur, aku takut anak-anak tau bahwa aku sudah putus dengan Candra. Walaupun tak satupun dari kita yang mengatakan di depan umum, setidaknya terlihat jelas nanti ketika kita sudah tak pernah jalan berdua kemana-mana.
“kamu keliatan loyo gitu fik. Kenapa? Sakit?” tanya Dika disusul dengan anggukan teman-temanku.
Aku berusaha terlihat seriang mungkin di depan mereka. Bagaimanapun juga aku tak ingin mereka khawatir denganku.
“aku nggak kenapa-kenapa kok” jawabku sambil menebar senyyum dan kedipan mataku ke arah mereka,yang sudah jadi ciri khasku.
“hahhaha... kalau kamu sudah seperti itu, aku baru yakin kamu tak apa-apa” kata Wahyu sambil tertawa renyah.
Sementara Vita, yang biasanya jadi teman sebangkuku hanya berkata tanpa suara, melalui gerakan bibirnya saja seperti mengatakan “aku tau”  sambil tersenyum padaku. Ya, Vita lebih tau dan mengerti aku dibanding sahabat-sahabatku yang lainnya.
“Kau tak bisa membohongiku fika!” bisik Dika di telingaku ketika pelajaran berlangsung.
Aku kira anak ini tak tau ternyata peka juga. Aku hanya meringis dan pura-pura fokus ke pelajaran. Tak disangka duduk di belakang benar-benar membuatku mengantuk seharian. Bahkan beberapa jam pelajaran aku gunakan untuk tidur. Sebenarnya sih bukan jam kosong, ada gurunya. Entah kenapa anak-anak membiarkanku tidur ketika jam pelajaran. Bahkan ketika aku bangun, bu Ria, guru sosiologiku malah menyuruhku pergi ke UKS karena suasana kelas mungkin kurang nyaman untukku sehingga membuatku terbangun. Aku melihat ke arah Dika yang tersenyum jail kearahku. Akhirnya karena Bu Ria memaksa, jadilah aku ke UKS diantar oleh Dika.
“Kamu sama anak-anak tadi ngomong apa aja ke BU ria pas aku tidur? Kok aku gak dimarahin?” tanyaku menyelidik.
“aku bilang kamu sakit pusing, tadi saja mau pingsan, jadi kamu istirahat dikelas soalnya gamau diajak ke UKS! Eh gataunya Bu Ria percaya saja tuh! Ahhahahha” jawab Dika sambil tertawa.
Dasar!

Jumat, 19 Juli 2013

Big Bang - Blue


Gyeouri gago bomi chajaojyo urin sideulgo
Geurium soge mami meongdeureotjyo

I'’m singing my blues
Paran nunmure paran seulpeume gildeullyeojyeo
I'’m singing my blues
Ddeungureume nallyeobonaen sarang

Gateun haneul dareun got neowana wiheomhanikka
Neoegeseo ddeonajuneun geoya
Nimiran geuljae jeomhana bigeobhajiman
Naega motna sumneun geoya
Janinhan ibyeoreun sarangui mallo
Geu eoddeon maldo wiro dwel suneun eobtdago
Ama nae insaengui majimak mello
Magi naeryeo-oneyo ije...

Tae-eonaseo neol mannago jugeul mankeum saranghago
Parake muldeureo sirin nae maeum
Nuneul gamado neol neukkil su eobtjanha

Gyeouri gago bomi chajaojyo urin sideulgo
Geurium soge mami meongdeureotjyo...

I'’m singing my blues
Paran nunmure paran seulpeume gildeullyeojyeo
I'’m singing my blues
Ddeungureume nallyeobonaen sarang...

Simjangi meojeun geot man gata jeonjaengi ggeutnago
Geu gose eoreo buteun neowana
Nae meorissok saegyeojin trauma i nunmul mareumyeon
Chokchokhi gieokhari nae sarang
Gweropjido oeropjido anha haengbogeun da honjatmal
Geu isange bokjaphan geon mot chama
Daesurobji amureojido anha
Byeolsueobtneun banghwang saramdeureun watda ganda

Tae-eonaseo neol mannago jugeul mankeum saranghago
Parake muldeureo sirin nae maeum
Neoneun ddeonado nan geudaero itjanha

Gyeouri gago bomi chajaojyo urin sideulgo
Geurium soge mami meongdeureotjyo

Oneuldo paran jeo dalbicharae-e na hollo
Jami deulgetjyo...
Ggumsogeseodo nan geudaereul chaja
Hemaeimyeo i noraereul bulleoyo

I'’m singing my blues
Paran nunmure paran seulpeume gildeullyeojyeo
I'’m singing my blues
Ddeungureume nallyeobonaen sarang...
I'’m singing my blues
Paran nunmure paran seulpeume gildeullyeojyeo
I'’m singing my blues
Ddeungureume nallyeobonaen sarang...

Boyfriend - Janus


[All] Jigeum utgo itjiman aesseo chamgo isseo nan
Tteollineun nae du soneul himkkeot japgo isseo nan
Sokgo inneun geoya neon gwaenchantaneun nae mare
Deung dwieseo nunmureul modu ssotgo isseo nan
[Jeongmin] Tteollideon jageun eokkaega geu jageun ipsuri
Mianhae nae apeseo jujeo antneun neo
[Donghyun] Tteugeopdeon nareul samkigo ni nunmul humchimyeo
Mianhae on himeul dahae anneun na
[Youngmin] Neoui eokkae neomeo baetneun hansum neoui eokkae neomeo chaoneun nunmul
Geugeon naman aneun siseone namginda kkeutkkaji
[Hyunseong] Neoui gieok ane salgo sipgo neoui gieok ane utgoman sipeo
Babocheoreom geujeo neoege utneunda
[All] You’re not a bad girl you’re not a bad girl
Nal wihan nunmul geu nunmul geodwo
Geu aega dachyeo na ttaeme dachyeo
Geureoni chamgo tto chamaya hae
[Minwoo]
Nega wae nega wae nega wae na ttaeme ureo
Neon hangsang barkge useo wae ureo
Ijeo nan da teolgo pyeonhage tteona
Mot mitni ne balmok japgo sipji anha
[Jeongmin] Naui gaseum gipi ttwineun simjang naui gaseum gipi jabadun miryeon
Geugeon naman aneun mameuro mutneunda kkeutkkaji
[Donghyun] Neoui useummaneul bogo sipgo neoui useummaneun jikigo sipeo
Eojecheoreom geujeo naege useojwo
[All]You’re not a bad girl you’re not a bad girl
Yeogi nae simjang nae simjang soge
Nae sogeul gamchwo neol wihae gamchwo
Nareul dajapgo tto jabaya hae
[Kwangmin]
Neomani nae juinigo wonhamyeon nareul tteonal su itgo
Gikkeoi neoreul bonae neol wihae naneun neol bonae
[All] You’re not a bad girl you’re not a bad girl
Nal wihan nunmul geu nunmul geodwo
Geu aega dachyeo na ttaeme dachyeo
Geureoni chamgo tto chamaya hae
[All]Jigeum utgo itjiman aesseo chamgo isseo nan
Tteollineun nae du soneul himkkeot japgo isseo nan
Sokgo inneun geoya neon gwaenchantaneun nae mare
Deung dwieseo nunmureul modu ssotgo isseo nan

Big Bang - Monster


[TOP]
Oraenmaniya mot bon sai
Geudaen eolkuri chowa boyeo
Yeppeojyeotda neon hangsang
Nae nunen wonrae kowah boyeo

[GD]
Keunde oneulttara jogeum talla boyeo
Yunanhi mwonka deo chagawo boyeo
Nareul boneun nunbichi dongjeonge kadeuk chaisseo ne apeseo nan jaga boyeo

[TOP]
Kwaehnchanheun cheogaesseo daehwahjujereul bakkwobeoryeo
[GD]
Mudko shipeun mareun manheunde neon ttag jallabeoryeo
[TOP]
Ne gin meorin challanggeoryeo nae boreul ttaerigon seuchyeojina
[GD]
Dwiidoraseon godjang kabeoryeo yeogiseo neol jabeumyeon useuwojina

[Taeyang]
Amu maldo tteooreuji anhjyo
Tteolmyeonseo neon handu balchag dwiiro
Ijen naega museopdan geu mal
Nal michike haneun neoran tal

[Daesung]
I love you
Baby I’m not a Monster
Neon aljanha yejeon nae moseubeul shigani chinamyeon sarajyeo beoril tende
Keu ttaen al tende Baby

[Taeyang]
I need you
Baby I’m not a Monster
Nal aljanha ireohke kajima neo majeo beorimyeon nan Jugeobeoril tende
I’m not a monster

[Seungri]
Museun ili isseodo yeongwonhajago
Seulpeul ttaedo gippeul ttaedo kkeutkkaji hajago
You don’t say that tomorrow
Oneuri majimagin geotcheoreom saranghajago

[GD]
Neo eomneun salmeun jongshinhyeong sesanggwah danjeoldwaeh dol jikyeongiya
Neoran jonjaeneun gojilbyeong shiryeonye yeonsong maeumsong miryeoniya

[TOP]
Sesang saramdeuri naege dollin deung
Modeun geoshi bebe kkoyeoitdeon nunchorideul
Naege kajang keun apeumeun (Apeumeun)
Niga keudeul katajyeotdan geotppun

[Daesung]
I love you
Baby I’m not a Monster
Neon aljanha yejeon nae moseubeul shigani chinamyeon sarajyeo beoril tende
Keu ttaen al tende Baby

[Taeyang]
I need you
Baby I’m not a Monster
Nal aljanha ireohke kajima neo majeo beorimyeon nan jugeobeoril tende
I’m not a Monster

[Seungri]
Kajima (Kajima, kajima)
Tteonaji mara (Hajima, hajima, hajima)
Neo katjianha

[Daesung]
Meoreojin chaero
Sarangeun geolleojin chaero

[Seungri]
Chajjima (Chajjima, chajjima)
Nal chajji mara (Majimag, Majimag, Majimang)

[Taeyang]
Ne ape seo inneun nae moseubeul giyeokhaejwo
Narijji marajwo

[Daesung]
I love you
Baby I’m not a Monster
Neon aljanha yejeon nae moseubeul shigani chinamyeon sarajyeo beoril tende
Keu ttaen al tende Baby

[Taeyang]
I need you
Baby I’m not a Monster
Nal aljanha ireohke kajima neo majeo beorimyeon nan Jugeobeoril tende
I’m not a Monster

[GD]
I think I’m sick
I think I’m sick
I think I’m sick
I think I’m sick

mengenalmu (eps. 7)


Setelah sedikit lega menangis, aku melepaskan diri dari Candra dan Candra mengusap air mataku yang mulai mengering dengan sangat lembut. Aku memejamkan mataku, merasakan sensasi hangat yang menjalar dari telapak tangannya yang hangat di pipiku. Aku pun memegang tangannya yang berada di pipiku dan menahannya supaya tak cepat melepaskannya dari pipku.
“Rafika” panggilnya dengan sangat lembut.
Aku pun berusaha menatap matanya yang memancarkan kesedihan yang teramat sangat. Namun ada pancaran kasih sayang yang amat dalam di matanya yang berwarna biru kehitaman itu. Aku tak tahan melihatnya.
“aku sayang dan cinta kamu Raf” bisiknya di telingaku.
Aku hanya bisa menahan tangisku sambil membalas pelukannya
“cepat masuk, kamu pasti sudah ditunggu orang tuamu. Aku bisa dimarahin sama orangtuamu tau kamu aku pulangin jam segini” kata Candra sambil membelai kepalaku pelan.
“Makasih untuk hari ini, aku sayang kamu” kataku sambil membuka pintu dan berjalan keluar mobilnya.
Aku melambaikan tanganku lalu mobilnya hilang ditelan kegelapan malam. Aku buru-buru masuk ke rumah supaya orangtuaku tak begitu khawatir. Setelah mengucapkan salam, aku buru-buru ke kamar dan mengunci pintu kamarku. Aku langsung menghambur ke kasur sambil menumpahkan semua air mataku yang tadinya aku tahan supaya tidak keluar ketika bersama Candra. Betapa perih rasanya hati ini. Lagi-lagi aku patah hati. Sejenak, aku menyalahkan Candra yang tak mengerti bagaimana perasaanku. Tapi setelah difikir-fikir, ini sebenarnya adalah salahku. Candra adalah pacarku, tapi ketika aku berada dekat dengan Danny, seolah-olah aku lupa akan hal itu dan melupakan keberadaan Candra. Pantas Candra meminta untuk mengakhiiri hubungan denganku karna dia merasa aku sudah tak mencintainya lagi dan masih mencintai Danny. Aku sendiri bingung dengan perasaanku. Rasanya tak tega meninggalkan Danny yang sedang terbaring lemah sendirian disana. Aku ingin selalu berada di sampingnya, menemaninya. Tapi, ketika berada di dekat Candra, aku seolah-olah tak mau dia jauh dariku, aku takut kehilangannya. Ya Allah, betapa rakusnya aku, ternyata aku menginginkan keduanya. Tak bisakah aku memiliki keduanya? Haruskah aku memilih salah satu diantara mereka?
©©©©©©©

Kamis, 18 Juli 2013

mengenalmu (eps. 6)


            Setelah dipaksa oleh Danny akhirnya Rafika pun mau diajak untuk pulang. Itu juga karena orang tuanya menelfon hp.ku dan menyuruhku untuk membawa Rafika pulang.
            Di sepanjang perjalanan, Candra tak mengucapkan sepatah katapun padaku. Suasana di dalam mobilnya benar-benar hening. hanya suara hujan yang terdengar. Entah sejak kapan hujan turun. Aku benar-benar tak menyadarinya. Semenjak bertemu dengan Danny dan melihat kondisinya, aku jadi bingung dengan perasaanku yang sebenarnya. Padahal aku sudah punya Candra, tapi bayang-bayang tentang Danny dan kenangan-kenangan ketika bersamanya dahulu selalu mengusikku. Aku cinta dengan Candra, namun akupun tak bisa menghapus nama Danny di dalam hatiku. Aku jadi merasa bersalah sama Candra.
            Tak terasa mobil Candra telah berhenti di depan rumahku. Namun, kakiku enggan untuk melangkah keluar. Aku nyaman berada di dalam mobil, hanya berdua dengannya. Seakan-akan ini adalah hari terakhirku bisa berduaan dengannya.
            “Candra”
            “Fika”
            Panggilku dan panggilnya secara bersamaan. Aku langsung memalingkan wajahku yang mulai memerah. Candra tiba-tiba memegang kedua tanganku dan akupun mengubah posisi dudukku menghadap dia.
            “Fik, ada yang ingin aku bicarakan padamu” katanya pelan dan berhati-hati. Raut wajahnya terlihat memendam rasa pedih yang amat dalam.
            “Ada apa? Kenapa kau menatapku dengan tatapan seperti itu sayang?” tanyaku sedih. Candra memalingkan wajahnya sebentar, lalu menatapku kembali. Dia menarik nafas yang panjang dan menghembuskannya secara perlahan-lahan.
            “maafkan aku Fik. Kelihatannya hubungan kita harus berakhir sampai disini. Aku tau kamu masih mempunyai rasa sama Danny dan aku seharusnya tak berhak mengambilmu dari Danny. Aku tau kalian masih sama-sama saling mencintai. Danny menyuruhku untuk menjagamu, tapi aku malah jadi benar-benar cinta sama kamu dan merebutmu dari dia. Aku tak berhak atas kamu walaupun aku begitu cinta ke kamu. Kembalilah ke Danny. Dia lebih membutuhkan kehadiranmu” kata Candra dengan suara yang bergetar.
Benar-benar menyakitkan mendengarnya. Aku menangis dalam diam, dan Candra menyadarinya. Dia langsung memelukku erat dan aku merasakan ada yang menetes membasahi rambutku. Candra ternyata juga menangis. Dia mencium keningku dengan bibir yang basah dan bergetar. Akupun membalas pelukan Candra dengan sangat erat. Aku menangis sejadi-jadinya di dadanya yang bidang. Candra mengelus punggungku dengan sangat halus seperti berusaha menenangkanku. Aku senang sekali jika Candra memperlakukanku dengan sangat halus seperti ini. Aku benar-benar merasa nyaman berada di dekatnya, dalam pelukannya. Namun ini yang terakhir kalinya aku merasakannya. Haruskah hubungan kita berakhir jika kita masih saling mencintai?haruskah hubungan kita berakhir jika kita sama-sama merasakan luka?

mengenalmu (eps. 5)


            Minggu ini aku berniat jalan-jalan dengan Candra. Wajahnya tak secerah biasanya. Dia terlihat lebih murung dan tak banyak bicara. Candra mengajakku ke sebuah taman yang indah banget menurutku. Kita berdua duduk di salah satu bangku kayu di bawah pohon. Aku senang sekali, namun lain halnya dengan Candra.
            “sayang, kamu sakit?” tanyaku
            “nggak yank, aku baik-baik aja kok. Kamu suka tempatnya?” katanya sambil berusaha tersenyum kearahku.
            “ya,boleh aku tanya sesuatu ke kamu?” tanyaku secara tiba-tiba.
            “silahkan, apapun sayang. Aku akan mencoba menjawabnya” jawabnya.
            “sebenarnya siapa yang sering kamu kunjungi?siapa temenmu yang lagi sakit itu?kok kelihatannya kamu lebih mentingin dia daripada aku?” tanyaku bertubi-tubi dan ampuh membuatnya terkaget-kaget. Mungkin waktunya tidak tepat untuk menanyakan hal ini, namun aku sungguh-sungguh tak sabar untuk mendengar alasannya.
            Candra menundukkan kepalanya. Dia terlihat tak tenang.
            “Aku tau mungkin ini waktunya kamu mengetahui semuanya. Tolong jangan membenciku setelah mengetahui semuanya” katanya dengan menatap mataku lekat sekali. Aku jadi takut untuk mengetahui semuanya. Bisakah aku menarik kata-kataku? Dia berkata seperti itu seolah-olah dia melakukan sebuah kesalahan yang besar terhadapku sehingga jika aku telah mengetahui semuanya, aku pasti akan membencinya.
            Candra mengajakku ke sebuah rumah sakit dan masuk ke dalamnya. Kita menuju ke sebuah ruangan pasien. Candra sedikit bergetar ketika mau membuka  pintunya. Aku mencoba menenangkannya namun tak berhasil.
“masuklah duluan, aku ada di belakangmu!” jawab Candra sambil menggenggam tanganku erat sekali.
            Akhirnya akupun masuk dan mendekati ranjang. Aku kaget mengetahui siapa yang sedang tidur disana. Aku tak dapat menahan air mataku yang keluar.
            “Danny” panggilku dengan suara bergetar.
            Aku tak dapat menyangka bahwa Danny, mantan yang dengan tega memutuskanku tergeletak tak berdaya di ranjang rumah sakit.
            “Maafkan aku fik. Aku memang sengaja tak memberitahumu tentang ini karena Danny melarangku menceritakannya ke kamu. Aku juga baru akhir-akhir ini tau kalau kamu adalah mantannya dia” kata Candra sambil menundukkan kepalanya.
            Aku mendekati Danny dan menggenggam tangannya yang dipasang infus. Sungguh aku benar-benar tak percaya dengan semuanya.
            “Raf,kamu kok disini?” tanya Danny yang ternyata tiba-tiba terbangun.
            “Candra yang membawaku kesini,kenapa kamu bisa seperti ini?” tanyaku sambil terisak.
            “maafkan aku Raf,maukah kamu memaafkanku?”tanyanya dengan suara parau.
            “aku sudah memaafkanmu kok Danny” jawabku sambil mencium keningnya.
©©©©©©©
            Rafika tak menyadari bahwa ada seseorang yang melihat mereka dengan pandangan cemburu. Namun dia sadar, dia bukan apa-apa disini, dia malah memisahkan mereka berdua. Danny meminta tolong padanya untuk menjaga Rafika, tapi dia malah jadi jatuh cinta sama Fika dan merebut fika dari Danny, sahabatnya.
            “Aku memang sudah tak pantas berada disini” katanya dalam hati.
            Ketika dia mau pulang, tiba-tiba Danny memanggilnya.
            “Candra, bisakah kau mengantar Rafika pulang ke rumahnya?ini sudah malam” pinta Danny.
            “Baiklah. Ayo fika kita pulang” kata Candra sambil berusaha tersenyum. Sungguh sakit rasanya, melihat Rafika lebih peduli sama Danny daripada aku.
            “gamau,Dan. Aku mau nungguin kamu disini sampai kamu sembuh” kata Rafika.
            Oh,tuhan. Ingatkah dia bahwa aku ini pacarnya dan Danny itu mantannya?taukah dia kalau aku berdiri disini,bertahan untuk tetap disini dengan menahan sakit yang teramat sangat?taukah dia bagaimana perasaanku sekarang ini?
            “Fik, kamu pulang aja, aku baik-baik saja kok” kata Danny sambil mengusap lembut kepala si Fika.
            Candra semakin sakit hati melihat kemesraan mereka berdua. Apalagi Rafika tak menyadari bahwa dia adalah miliknya,dan Danny adalah mantannya. Benar-benar perih rasanya. Candra berusaha untuk menahan air matanya yang memaksa untuk keluar dan sudah menggenang di pelupuk matanya.
            “sejak kapan aku jadi cengeng begini?”gumamnya.
            “aku harus membuat keputusan! Aku tau fika lebih bahagia bersamanya daripada bersamaku”
©©©©©©©

Sabtu, 22 Juni 2013

mengenalmu (eps. 4)



Hari-hari berikutnya, aku sering bertemu dengan Candra di kantin, di perpus, maupun di lapangan. Bahkan aku sering melihatnya mengunjungi kelasku karena ada keperluan OSIS dan seringkali mencuri-curi pandang kearahku. Terkadang pula anak-anak menyadarinya sehingga aku dan Candra jadi bulan-bulanan kelasku. Bahkan guru-guru terutama guru olahragaku berusaha menjodohkanku dengan Candra. Guruku tau aku sangat tak pintar basket dan bermain basket salah satu bahan untuk ujian kenaikan kelas dalam mapel olahraga. Terkadang ketika kelas si Candra tak ada pelajaran dan dia bersama teman-temannya sedang nongkrong di pinggir lapangan,guru olahragaku tau dia mencuri-curi pandang ke arahku. Jadilah guruku menyuruh Candra melatihku bermain basket hingga aku bisa. Alasn guru itu sih, daripada si Candra ga ada kerjaan, mending mengajariku bermain basket.
            Setelah kejadian itu, akhir-akhir ini aku semakin dekat dengan Candra. Banyak teman yang mengira kami pacaran, padahal sesungguhnya tidak. Kami hanya berteman. Sebenarnya aku pun berharap kita bisa pacaran, namun luka  lamaku benar-benar membuatku trauma.
©©©©©©©
Hari ini aku terlambat datang ke sekolah sehingga mendapat hukuman membersihkan ruang perpustakaan sehabis pulang sekolah dan bisa meminta kuncinya di penjaga perpus.
Sepulang sekolah aku langsung menuju perpus dan meilhat pintu perpus terbuka.
“mungkin yang njaga lupa ngunci kali ya” fikirku dan langsung masuk. Ternyata ada Candra disitu yang sedang menata buku-buku.
“Candra,kamu ngapain disini?” tanyaku dan menghampirinya.
“aku tadi telat, jadi ya gini ini deh dihukum mbersihin perpus” awabnya santai.
Aku pun membantunya menata buku. Sudah jam 4 sore. Buku yang harus kutata tinggal satu dan setelah ini au bisa pulang. Candra juag tak tau sedang ada dimana. Buku yang aku pegang ini ternyata letaknya diatas. Aku berputar di sekeliling perpus untuk mencari kursi supaya bisa aku naiki dan menaruh bukunya dimana seharusnya buku itu berada. Namun setelah berkeliling buku itu tak kunjung kutemukan. Akhirnya aku memutuskan untuk lompat-lompat sebisaku. Namun tak kunjung bisa. Tempatnya terlalu tinggi untukku.
“kenapa? Kesulitan naruhnya?ga nyampe?” tanya Candra dengan nada sedikit mengejek. Ternyata dia sudah berdiri di belakangku.
“Jangan ngejek gitu dong! Bantu kek!” kataku.
Tiba-tiba Candra mengambil buku yang ada ditanganku dan menaruhnya dengan mudah diatas. Aku agak sedikit salah tingkah karena aku berada diantara rak buku dan Candra. Aku tertekan tubuhnya Candra.
“beres, sudah aku taruh” katanya santai.
Aku berusaha terlihat sesantai mungkin dan berbalik ke arahnya.
“Sudah, kan? Ayo kita pulang!” kataku tanpa melihat kearahnya.
“tunggu!” cegatnya.
Tangannya menghalangi jalanku. Kedua tangannya berada di sebelah kanan kiri kepalaku. Aku tak bisa menghindar. Aku mencoba mendongakkan kepalaku dan melihat wajahnya. Matanya menatap tajam ke arahku. Aku jadi salah tingkah dan menundukkan kepala.
“a-ada apa?” tanyaku gugup
“tunggu sebentar saja” bisiknya tepa di telingaku.
Dengan pelahan tangan kanannya mendongakkan kepalaku sehingga aku menatap matanya dan dia pun menatap mataku. 


“Maafkan aku fik. Jujur, aku sayang dan cinta sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?” kata Candra sambil menatap lurus mataku.
Aku yang bingung harus menjawab apa, langsung menganggukkan kepalaku. Jujur aku juga sayang dan cinta sama Candra, namun bayang-bayang Danny terus-menerus tak mau menghilang dari fikiranku. Candra langsung memelukku dengan sangat erat dan mencium puncak kepalaku.
“Terimakasih sayang, aku mencintaimu” bisiknya.
“Aku juga mencintaimu Candra” balasku sambil memeluknya juga.
©©©©©©©
            Besoknya berita tentang aku dan Candra berpacaran telah menyebar kemana-mana. Beberapa fansnya Candra ada yang terima dan ada yang tidak.
            “kita seneng pas tau kak Candra pacaran sama cewek baik-baik kayak kakak,jaga dia ya dan selamat untuk kalian. Semoga langgeng kakak” kata adek kelasku dengan begitu semangat mengerubungiku ketika aku sampai di sekolah. Aku menebar senyum ke mereka dan mengucapkan terima kasih. Bagaimanapun juga fansnya Candra juga fansku kan?hahahhaha. kelihatannya aku terlalu berharap :D.
            Teman-temanku juga senang sekali mendengarnya. Katanya kami pasangan yang serasi. Tak tau mereka melihat dari sudut pandang yang mana, padahal kalau dilihat-lihat sifatku dengan sifatnya Candra jauh berbeda. Candra terlihat lebih cuek dengan sekeliling, namun tidak denganku. Aku terlalu memperhatikan sekitarku.
            Akhir-akhir ini Candra tak bisa sering-sering menemaniku. Katanya temannya sedang sakit dan membutuhkanya sehingga akupun memakluminya. Namun ketika aku memintanya mengajakku ketika menjenguk temannya itu, dia tak mau. Katanya temannya itu hanya mau dikunjungi olehnya saat ini. Aku mulai curiga. Aku takut bahwa ternyata temannya itu adalah seorang perempuan yang dekat dengannya, atau jangan-jangan mantannya.