Dua hari sebelum menyambut hari lebaran, aku dan
keluargaku berlibur ke rumah nenek. Namun kali ini ada yang berbeda. Di tahun
sebelumnya, aku dan keluarga berangkat pagi-pagi. Bedanya pada hari itu aku
berangkat sekitar jam 22.30. Aku sempat bertanya kepada kedua orang tuaku
kenapa tak berangkat siang saja. Jawaban mereka karena kalau berangkat malam
mungkin jalanan lumayan sepi dan lancar. Di tengah-tengah perjalanan kita
beristirahat dua kali. Yang pertama yaitu di Rest Area, Caruban. Disana aku tak
ikut beristirahat karena pada waktu itu aku mual. Yang kedua yaitu di pom
bensin dan aku bisa tidur nyenyak disana. Kita sampai di rumah nenek,tepatnya
di kabupaten Boyolali pada pukul 08.00. Sampai disana aku mandi dan pada sore
harinya seluruh saudaraku datang.
Ketika hari lebaran, aku dan keluargaku Sholat
Ied bersama di lapangan yang ada di Boyolali. Selesai sholat ied kami kembali
ke rumah dan membagikan angpau. Kemudian kami makan opor ayam bersama. Setelah
makan,kami bersiap-siap kembali untuk besilaturahim ke rumah saudara-saudara
yang bertempat tinggal tidak jauh dari tempat tinggal nenekku. Pada saat itu
aku merasa kurang enak badan. Tenggorokanku sakit, agak pusing,dan flu. Aku
pikir mungkin itu cuman sakit biasa. Setelah selesai bersilaturahim, kami
kembali ke rumah nenek dan aku beristirahat di kamar dan berdo’a semoga sakitku
hilang. Sorenya aku,adikku, dan kedua orang tuaku berangkat ke Solo untuk
bertemu dengan keluarga besar dari papaku. Kita sampai disana menjelang maghrib.
Kami berbincang-bincang dan tertawa bersama, foto bersama, dan membuat video
sebagai kenang-kenangan. Satu persatu anggota keluarga diwawancarai dan diminta
memberikan kesan dan pesan. Saya kembali ke rumah pada pukul 22.00 malam.
Keesokan harinya aku dan keluarga besarku beriat
pergi ke salah satu tempat pariwisata yaitu Tlatar untuk merayakan ulang tahun
salah satu saudara sepupuku yang masih kecil. Disana, aku dan saudara-saudaraku
berfoto bersama. Selesa makan, Irma memintaku untuk ikut berenang. Pada waktu
itu sakit saya sudah mulai parah. Karena dia memaksa, akhirnya aku ikut
berenang. Udara pada siang itu udara sangat dingin. Dan air di kolam renang itu
sedingin es. Aku hanya memasukkan kakiku, namun tiba-tiba David mendorongku
hingga aku tercebur. Terlanjur basah, akhirnya menikmatinya sambil bercanda
dengan saudara-saudaraku. Setelah selesai berenang, kami pulang ke rumah nenek.
Malamnya aku merasa badanku mulai panas dan mama menyadari hal itu. Mama
memberikanku obat dan menceramahiku. Ya, seandainya aku tidak ikut berenang,
mungkin tak akan separah ini. Eky pada waktu itu mendatangiku. Dia mengajakku
untuk pergi ke wisata gunung merapi yang bernama Keteb. Aku ingin kesana karena
aku sangat suka pemandangan di pegunugan. Aku bilang pikir-pikir dulu karena
belum tentu saya dibolehin. Malam itu saya berharap semoga besok aku sudah sehat
dan bisa pergi ke Keteb.
Besoknya, aku sedikit merasa enakan. Badanku juga
gak sepanas kemarin. Aku membuka hp dan melihat ada beberapa sms dari Eky. Dia
menanyakan apa hari ini jadi atau tidak. Aku bilang jadi tapi dia harus
membantuku izin ke orang tuaku. Akhirnya jam 10.00 dia datang ke rumah dan
meminta izin ke mama untuk mengajakku jalan-jalan. Akhirnya mama memperbolehkan
namun hanya sebentar saja karena tubuhku masih telalu lemah. Akhirnya kita
berangkat ke Keteb. Dalam perjalan, aku merasa kedinginan padahal cuaca pada
saat itu cerah sekali. Namun setelah melihat pemandangan di sekitar jalan yang
kami lewati, rasa dingin itu perlahan-lahan hilang. Pada waktu itu pun aku
melihat banyak sekali anak pacaran, yang sebenarnya membuat saya iri,,hahaha.
Mungkin orang lain melihat kami seperti sepasang kekasih, padahal kami saudara
sepupu. Sesampainya disana, banyak sekali mobil parkir di kanan kiri jalan yang
menanjak itu. Eky memarkirkan motornya di dalam. Kami membeli tiket masuk
sebesar 17.500. Mungkin karena hari
libur. Namun ketika aku ingin membayarnya sendiri-sendiri, dia malah memintaku
untuk menyimpan uangku. Pada akhirnya dia yang membayar biaya masuknya.
Di dalam, kami memasuki museum dan keluar kembali
untuk membeli minuman. Itupun dia memintaku untuk menyimpan uangku lagi.
Rasanya benar-benar seperti anak pacaran kalau seperti ini. Hahaha. Sebenarnya
pada saat itu kami berniat foto-foto sebentar, namun sayangnya bateraiku pada
saat itu habis dan baterai punyanya juga. Setelah lama disana aku minta untuk
pulang karena takut nantinya dimarahin mama. Karena saya ingin makan bakso,
akhirnya kita membeli bakso. Pada saat itu saya ingin memesan semangkuk bakso
dan es teh. Namun Eky tak memperbolehkan saya karena saya masih sakit dan pada
akhirnya saya pesan teh hangat.
Ketika
pesanan kami sudah sampai, saya tak sabar untuk menyantapnya. Karena saya
terbiasa makan bakso dengan sambal,akhirnya saya menuangkan sesendok sambal ke
mangkuk bakso saya. Eky melarang saya pakai sambal, karena lagi-lagi dia ingat bahwa
aku sakit batuk. Yah, memang pada waktu itu aku sakit flu,batuk,radang,dan
panas. Tapi karena aku memaksa akhirnya dia dengan memperbolehkan. Namun ketika
aku memakan bakso itu, tiba-tiba aku batuk-batuk dan tak berhenti-berhenti. Eky
kasihan melihatku dan berusaha menenangkanku. Air mataku mulai keluar, buka
karea sedih, tapi karena aku pada saat itu tersedak dan pedasnya itu lho.
Orang-orang di sekitarku mulai memandangiku dengan tatapan yag kasihan,
mungkin. Aku merasa seperti anak yang sakit-sakitan pada saat itu. Ada juga
seorang bapak yang menanyakan ke Eky aku sakit apa. Akhirnya ketika batukku mulai
mendingan,aku berusaha memakan baksoku tanpa kuah. Setelah selesai, akhirnya
kita pulang ke rumah dan keesokan harinya aku kembali ke Surabaya. Dari sini
aku mengerti bahwa kesehatan itu amatlah penting bagi tubuh kita. Kita harus
menjaga kesehatan kita sebagaimana mestinya. Kita juga harus mau mendengarkan
nasihat dan masukan dari orang lain, tidak boleh egois, ceroboh,dan seenaknya
sendiri padahal sebenarnya kita tau apa akibat dari perbuatan kita itu.
TAMAT
ciamik mbak ceritanyaaa ((:
BalasHapus