welcome to Rafika's world :). semua yang ada disini asli berasal dari akal fikiran saya :P #alay. semoga dapat menghibur ^^

Jumat, 21 Juni 2013

mengenalmu (eps. 2)



Malamnya, selesai mengerjakan tugas aku  berniat menyalakan hapeku dan ber-sms ria dengan pacarku. Namun aku sama sekali tak menemukan satupun sms darinya. Aku coba sms dia duluan. Nomornya aktif, tapi smsku tak dibalas olehnya. Perasaanku mulai tak enak. Aku takut dia selingkuh. Beberapa jam kemudian, aku mendapat balasan sms darinya dan isinya benar-benar membuatku syok.
Maafkan aku rafika, kelihatannya aku sudah tak sayang lagi padamu. Aku ingin kita putus. Aku telah menemukan seseorang yang lebih dari kamu dan aku sadara aku cinta dia dan melupakanmu. Maaf aku telah menduakanmu dan melukain hatimu, dan jangan hubungi aku. Bye
From: Danny
Aku benar-benar tak sanggup menahan air mataku yang perlahan-lahan menetes semakin deras. Semudah itukah kamu memutuskanku?semudah itu kau melepaskanku?semudah itu kau berpaling pada cewek lain?semudah itu kau melupakan kenangan-kenangan kita bersama selama setahun? Hah,pusing kepalaku. Aku tak habis fikir dia akan sejahat ini padaku. Aku lelah....aku capek......
©©©©©©©©
            “Mbak, bangun! Sudah jam berapa ini?”
            Sepertinya aku mengenal suara itu. Mama? Aku langsung buru-buru bangun dan melihat jam yang sudah menunjukkan angka 06.30. aku buru-buru mandi dan menyiapkan buku-bukuku serta baju untuk ekskul badminton nanti sepulang sekolah.
            “Sepertinya aku terlambat nih. Mana bemonya belum muncul lagi” umpatku dalam hati.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.45. kejadian semalam benar-benar membuatku kacau. Tiba-tiba sebuah motor CBR berhenti tepat di depanku. Anak cowok itu menggunakan seragam yang sama dengaku. Bisa dibilang dia pasti satu sekolah denganku. Dia membuka helmnya dan betapa kagetnya aku, ternyata dia Candra.
“Untuk apa dia kesini? Mau nyari kunci lagi? Jangan-jangan sekarang ganti kunci rumahnya yang hilang! Huh dasar cowok ceroboh” batinku.
“Hei kamu anak XI IPS 1!” panggilnya tak mengenal sopan santun.
“gak sopan banget sih!mau cari gara-gara nih anak! Gatau ini tempat umum ya?” umpatku dalam hati.
Karena dia tau aku tak menjawab, dia langsung meletakkan helmnya dan menghampiriku. Aku pura-pura tak melihatnya dan melihat ke arah lain. Tiba-tiba saja dia menarik lenganku sehingga membuatku terkejut. Dia menyeretku ke motornya.
“eh, apa-apaan nih? Lepasin aku!” kataku sambil berusaha melepaskan tanganku.
Dia menyadarinya dan melepaskan cengkramannya di lenganku. Dia langsung naik ke motornya dan memakai kembali helmnya. Aku tetap diam di tempat, tak tau apa maksudnya menarikku sampai kesini.
“Hei, kau mau terlambat? Cepat naik,ini sudah jam 7 kurang 10! Kau rak mau dihuku bu Endang kan” katanya sambil menyalakan motornya.
Sekarang aku baru mengerti maksudnya. Kenapa nggak bilang dari tadi coba? Aku kan gangerti maksudnya. Tanpa berfikir panjang, aku langsung naik ke motornya.
“Pegangan yang erat! Aku ngebut” katanya dan langsung tancap gas sehingga refleks aku memeluknya dengan sangat erat.
Sampai di sekolah, aku buru-buru melepaskan peganganku dan turun. Tinggal 2 menit lagi bel masuk berbunyi. Apalagi jam pertama bu Ina, si guru killer itu.
“Terimakasih sudah mengantarkanku! Maaf aku buru-buru!” kataku langsung buru-buru pergi.
“Tunggu, siapa namamu?” tanyanya sedikit berteriak.
Aku sedikit kaget dengan pertanyaannya. Sambil jalan cepat, aku menjawab “Namaku Rafika” dengan suara sedikit keras dan meninggalkannya yang sedang terbengong-bengong.entah kenapa aku senyum-senyum sendiri dan sedikit melupakan kejadian semalam.

1 komentar: