Hari-hari berikutnya, aku sering bertemu dengan Candra di kantin,
di perpus, maupun di lapangan. Bahkan aku sering melihatnya mengunjungi kelasku
karena ada keperluan OSIS dan seringkali mencuri-curi pandang kearahku.
Terkadang pula anak-anak menyadarinya sehingga aku dan Candra jadi
bulan-bulanan kelasku. Bahkan guru-guru terutama guru olahragaku berusaha
menjodohkanku dengan Candra. Guruku tau aku sangat tak pintar basket dan bermain
basket salah satu bahan untuk ujian kenaikan kelas dalam mapel olahraga.
Terkadang ketika kelas si Candra tak ada pelajaran dan dia bersama
teman-temannya sedang nongkrong di pinggir lapangan,guru olahragaku tau dia
mencuri-curi pandang ke arahku. Jadilah guruku menyuruh Candra melatihku
bermain basket hingga aku bisa. Alasn guru itu sih, daripada si Candra ga ada
kerjaan, mending mengajariku bermain basket.
Setelah kejadian
itu, akhir-akhir ini aku semakin dekat dengan Candra. Banyak teman yang mengira
kami pacaran, padahal sesungguhnya tidak. Kami hanya berteman. Sebenarnya aku
pun berharap kita bisa pacaran, namun luka
lamaku benar-benar membuatku trauma.
©©©©©©©
Hari ini aku terlambat datang ke sekolah
sehingga mendapat hukuman membersihkan ruang perpustakaan sehabis pulang
sekolah dan bisa meminta kuncinya di penjaga perpus.
Sepulang sekolah aku langsung menuju perpus
dan meilhat pintu perpus terbuka.
“mungkin yang njaga lupa ngunci kali ya”
fikirku dan langsung masuk. Ternyata ada Candra disitu yang sedang menata
buku-buku.
“Candra,kamu ngapain disini?” tanyaku dan
menghampirinya.
“aku tadi telat, jadi ya gini ini deh
dihukum mbersihin perpus” awabnya santai.
Aku pun membantunya menata buku. Sudah jam 4
sore. Buku yang harus kutata tinggal satu dan setelah ini au bisa pulang.
Candra juag tak tau sedang ada dimana. Buku yang aku pegang ini ternyata
letaknya diatas. Aku berputar di sekeliling perpus untuk mencari kursi supaya
bisa aku naiki dan menaruh bukunya dimana seharusnya buku itu berada. Namun
setelah berkeliling buku itu tak kunjung kutemukan. Akhirnya aku memutuskan
untuk lompat-lompat sebisaku. Namun tak kunjung bisa. Tempatnya terlalu tinggi
untukku.
“kenapa? Kesulitan naruhnya?ga nyampe?”
tanya Candra dengan nada sedikit mengejek. Ternyata dia sudah berdiri di
belakangku.
“Jangan ngejek gitu dong! Bantu kek!”
kataku.
Tiba-tiba Candra mengambil buku yang ada
ditanganku dan menaruhnya dengan mudah diatas. Aku agak sedikit salah tingkah
karena aku berada diantara rak buku dan Candra. Aku tertekan tubuhnya Candra.
“beres, sudah aku taruh” katanya santai.
Aku berusaha terlihat sesantai mungkin dan
berbalik ke arahnya.
“Sudah, kan? Ayo kita pulang!” kataku tanpa
melihat kearahnya.
“tunggu!” cegatnya.
Tangannya menghalangi jalanku. Kedua
tangannya berada di sebelah kanan kiri kepalaku. Aku tak bisa menghindar. Aku
mencoba mendongakkan kepalaku dan melihat wajahnya. Matanya menatap tajam ke
arahku. Aku jadi salah tingkah dan menundukkan kepala.
“a-ada apa?” tanyaku gugup
“tunggu sebentar saja” bisiknya tepa di
telingaku.
Dengan pelahan tangan kanannya mendongakkan kepalaku sehingga aku
menatap matanya dan dia pun menatap mataku.
“Maafkan aku fik. Jujur, aku sayang dan cinta sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?” kata
Candra sambil menatap lurus mataku.
Aku yang bingung harus menjawab apa, langsung
menganggukkan kepalaku. Jujur aku juga sayang dan cinta sama Candra, namun
bayang-bayang Danny terus-menerus tak mau menghilang dari fikiranku. Candra
langsung memelukku dengan sangat erat dan mencium puncak kepalaku.
“Terimakasih sayang, aku mencintaimu”
bisiknya.
“Aku juga mencintaimu Candra” balasku sambil
memeluknya juga.
©©©©©©©
Besoknya berita
tentang aku dan Candra berpacaran telah menyebar kemana-mana. Beberapa fansnya
Candra ada yang terima dan ada yang tidak.
“kita seneng pas
tau kak Candra pacaran sama cewek baik-baik kayak kakak,jaga dia ya dan selamat
untuk kalian. Semoga langgeng kakak” kata adek kelasku dengan begitu semangat
mengerubungiku ketika aku sampai di sekolah. Aku menebar senyum ke mereka dan
mengucapkan terima kasih. Bagaimanapun juga fansnya Candra juga fansku
kan?hahahhaha. kelihatannya aku terlalu berharap :D.
Teman-temanku
juga senang sekali mendengarnya. Katanya kami pasangan yang serasi. Tak tau
mereka melihat dari sudut pandang yang mana, padahal kalau dilihat-lihat sifatku
dengan sifatnya Candra jauh berbeda. Candra terlihat lebih cuek dengan
sekeliling, namun tidak denganku. Aku terlalu memperhatikan sekitarku.
Akhir-akhir ini Candra
tak bisa sering-sering menemaniku. Katanya temannya sedang sakit dan
membutuhkanya sehingga akupun memakluminya. Namun ketika aku memintanya
mengajakku ketika menjenguk temannya itu, dia tak mau. Katanya temannya itu
hanya mau dikunjungi olehnya saat ini. Aku mulai curiga. Aku takut bahwa
ternyata temannya itu adalah seorang perempuan yang dekat dengannya, atau
jangan-jangan mantannya.