welcome to Rafika's world :). semua yang ada disini asli berasal dari akal fikiran saya :P #alay. semoga dapat menghibur ^^

Sabtu, 22 Juni 2013

mengenalmu (eps. 4)



Hari-hari berikutnya, aku sering bertemu dengan Candra di kantin, di perpus, maupun di lapangan. Bahkan aku sering melihatnya mengunjungi kelasku karena ada keperluan OSIS dan seringkali mencuri-curi pandang kearahku. Terkadang pula anak-anak menyadarinya sehingga aku dan Candra jadi bulan-bulanan kelasku. Bahkan guru-guru terutama guru olahragaku berusaha menjodohkanku dengan Candra. Guruku tau aku sangat tak pintar basket dan bermain basket salah satu bahan untuk ujian kenaikan kelas dalam mapel olahraga. Terkadang ketika kelas si Candra tak ada pelajaran dan dia bersama teman-temannya sedang nongkrong di pinggir lapangan,guru olahragaku tau dia mencuri-curi pandang ke arahku. Jadilah guruku menyuruh Candra melatihku bermain basket hingga aku bisa. Alasn guru itu sih, daripada si Candra ga ada kerjaan, mending mengajariku bermain basket.
            Setelah kejadian itu, akhir-akhir ini aku semakin dekat dengan Candra. Banyak teman yang mengira kami pacaran, padahal sesungguhnya tidak. Kami hanya berteman. Sebenarnya aku pun berharap kita bisa pacaran, namun luka  lamaku benar-benar membuatku trauma.
©©©©©©©
Hari ini aku terlambat datang ke sekolah sehingga mendapat hukuman membersihkan ruang perpustakaan sehabis pulang sekolah dan bisa meminta kuncinya di penjaga perpus.
Sepulang sekolah aku langsung menuju perpus dan meilhat pintu perpus terbuka.
“mungkin yang njaga lupa ngunci kali ya” fikirku dan langsung masuk. Ternyata ada Candra disitu yang sedang menata buku-buku.
“Candra,kamu ngapain disini?” tanyaku dan menghampirinya.
“aku tadi telat, jadi ya gini ini deh dihukum mbersihin perpus” awabnya santai.
Aku pun membantunya menata buku. Sudah jam 4 sore. Buku yang harus kutata tinggal satu dan setelah ini au bisa pulang. Candra juag tak tau sedang ada dimana. Buku yang aku pegang ini ternyata letaknya diatas. Aku berputar di sekeliling perpus untuk mencari kursi supaya bisa aku naiki dan menaruh bukunya dimana seharusnya buku itu berada. Namun setelah berkeliling buku itu tak kunjung kutemukan. Akhirnya aku memutuskan untuk lompat-lompat sebisaku. Namun tak kunjung bisa. Tempatnya terlalu tinggi untukku.
“kenapa? Kesulitan naruhnya?ga nyampe?” tanya Candra dengan nada sedikit mengejek. Ternyata dia sudah berdiri di belakangku.
“Jangan ngejek gitu dong! Bantu kek!” kataku.
Tiba-tiba Candra mengambil buku yang ada ditanganku dan menaruhnya dengan mudah diatas. Aku agak sedikit salah tingkah karena aku berada diantara rak buku dan Candra. Aku tertekan tubuhnya Candra.
“beres, sudah aku taruh” katanya santai.
Aku berusaha terlihat sesantai mungkin dan berbalik ke arahnya.
“Sudah, kan? Ayo kita pulang!” kataku tanpa melihat kearahnya.
“tunggu!” cegatnya.
Tangannya menghalangi jalanku. Kedua tangannya berada di sebelah kanan kiri kepalaku. Aku tak bisa menghindar. Aku mencoba mendongakkan kepalaku dan melihat wajahnya. Matanya menatap tajam ke arahku. Aku jadi salah tingkah dan menundukkan kepala.
“a-ada apa?” tanyaku gugup
“tunggu sebentar saja” bisiknya tepa di telingaku.
Dengan pelahan tangan kanannya mendongakkan kepalaku sehingga aku menatap matanya dan dia pun menatap mataku. 


“Maafkan aku fik. Jujur, aku sayang dan cinta sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?” kata Candra sambil menatap lurus mataku.
Aku yang bingung harus menjawab apa, langsung menganggukkan kepalaku. Jujur aku juga sayang dan cinta sama Candra, namun bayang-bayang Danny terus-menerus tak mau menghilang dari fikiranku. Candra langsung memelukku dengan sangat erat dan mencium puncak kepalaku.
“Terimakasih sayang, aku mencintaimu” bisiknya.
“Aku juga mencintaimu Candra” balasku sambil memeluknya juga.
©©©©©©©
            Besoknya berita tentang aku dan Candra berpacaran telah menyebar kemana-mana. Beberapa fansnya Candra ada yang terima dan ada yang tidak.
            “kita seneng pas tau kak Candra pacaran sama cewek baik-baik kayak kakak,jaga dia ya dan selamat untuk kalian. Semoga langgeng kakak” kata adek kelasku dengan begitu semangat mengerubungiku ketika aku sampai di sekolah. Aku menebar senyum ke mereka dan mengucapkan terima kasih. Bagaimanapun juga fansnya Candra juga fansku kan?hahahhaha. kelihatannya aku terlalu berharap :D.
            Teman-temanku juga senang sekali mendengarnya. Katanya kami pasangan yang serasi. Tak tau mereka melihat dari sudut pandang yang mana, padahal kalau dilihat-lihat sifatku dengan sifatnya Candra jauh berbeda. Candra terlihat lebih cuek dengan sekeliling, namun tidak denganku. Aku terlalu memperhatikan sekitarku.
            Akhir-akhir ini Candra tak bisa sering-sering menemaniku. Katanya temannya sedang sakit dan membutuhkanya sehingga akupun memakluminya. Namun ketika aku memintanya mengajakku ketika menjenguk temannya itu, dia tak mau. Katanya temannya itu hanya mau dikunjungi olehnya saat ini. Aku mulai curiga. Aku takut bahwa ternyata temannya itu adalah seorang perempuan yang dekat dengannya, atau jangan-jangan mantannya.

mengenalmu (part. 3)



Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Aku buru-buru ke kamar mandi untuk ganti baju dan pergi ke lapangan badminton di samping lapangan basket sekolahku. Kelihatannya ada pertandingan basket dan ketika aku mendekat, aku mengenal salah satu dari mereka. Ya, dia Candra cowok yang sedang menggiring  bola. Dengan gerakan yang cepat dan lincah dia melewati lawan-lawannya dan melempar bola ke arah ring basket lawan yang lumayan jauh. Dan masuk. Three point. Aku terbengong-bengong melihatnya. Hebat sekali dia. Aku saja memasukkan satu bola ke ring saja belum tentu masuk. Sejenak, aku melihat Candra melirik ke arahku ketika dia beristirahat. Aku jadi salah tingkah sendiri dan memalingkan wajah.
Ternyata latihan badminton hari ini dibatalkan karena pelatihnya tiba-tiba ada keperluan mendadak. Mumpung belum pulang, aku melihat pertandingan basket lagi ditemani kak Ilham, si ketua badminton. Jarang-jarang ada kesempatan seperti ini, aku pun tak fokus melihat basket dan malah asyik bercanda dengan kak Ilham.
©©©©©©©
Rafika tak tau ada anak di seberang sana yang sedang bertanding melihatnya dengan kesal. Sehingga yang seharusnya bola yang dia pegang dia umpan ke temannya malah keluar batas dan mengenai kepala si fika. Refleks dia lari untuk menolong si Rafika yang pingsan. Cowok yang tadi ada di sebelahnya si fika ingin membawanya ke UKS namun Candra melarangnya. Dia bilang biar dia saja yang membawanya karena dia harus bertanggung jawab, bola yang dia lempar mengenai kepala si fika. Tanpa berfikir panjang, Candra langsung menggendong Rafika yang sedang pingsan menuju UKS. Beberapa cewek yang melihatnya terlihat kesal.
©©©©©©©
“fik, kamu udah sadar?” tanya seorang cowok ketika aku bangun. Kepalaku sungguh pusing sekali. Aku berusaha membuka mataku. Ternyata Candra.
“Aku dimana? Aku kenapa, kok tiba-tiba ada di UKS dan kenapa kamu juga ada disini?” tanyaku bertubi-tubi karna aku memang tak mengingat apapun.
“aku tadi tak sengaja melempar bola dan mengenai kepalamu! Maafkan aku fik. Aku antar pulang,ya sudah sore” jawabnya dengan raut wajah menyesal.
“iya, tak apa. Makasi kalo kamu mau ngantarin aku pulang. Maaf merepotkanmu. Tapi jangan ngebut-ngebut yah” jawabku sambil tersenyum.
Candra memalingkan wajahnya. “yasudah,sini aku gendong! Kepalamu pasti masih pusing!” tawarnya.
“Tak usah,Ndra. Aku bisa jalan sendiri kok.” Kataku sambil berusaha berdiri dan tiba-tiba pusingku kambuh. Aku langsung terhuyung dan refleks degan cepat Candra menangkap tubuhku. Jarak wajahku ke wajahnya benar-benar dekat waktu itu. Aku langsung memalingkan wajahku. Begitupun dengan Candra.
“kan sudah kubilang tadi. Jangan keras kepala” katanya langsung menggendongku sampai ke motornya dan mengantarku pulang.

Jumat, 21 Juni 2013

mengenalmu (eps. 2)



Malamnya, selesai mengerjakan tugas aku  berniat menyalakan hapeku dan ber-sms ria dengan pacarku. Namun aku sama sekali tak menemukan satupun sms darinya. Aku coba sms dia duluan. Nomornya aktif, tapi smsku tak dibalas olehnya. Perasaanku mulai tak enak. Aku takut dia selingkuh. Beberapa jam kemudian, aku mendapat balasan sms darinya dan isinya benar-benar membuatku syok.
Maafkan aku rafika, kelihatannya aku sudah tak sayang lagi padamu. Aku ingin kita putus. Aku telah menemukan seseorang yang lebih dari kamu dan aku sadara aku cinta dia dan melupakanmu. Maaf aku telah menduakanmu dan melukain hatimu, dan jangan hubungi aku. Bye
From: Danny
Aku benar-benar tak sanggup menahan air mataku yang perlahan-lahan menetes semakin deras. Semudah itukah kamu memutuskanku?semudah itu kau melepaskanku?semudah itu kau berpaling pada cewek lain?semudah itu kau melupakan kenangan-kenangan kita bersama selama setahun? Hah,pusing kepalaku. Aku tak habis fikir dia akan sejahat ini padaku. Aku lelah....aku capek......
©©©©©©©©
            “Mbak, bangun! Sudah jam berapa ini?”
            Sepertinya aku mengenal suara itu. Mama? Aku langsung buru-buru bangun dan melihat jam yang sudah menunjukkan angka 06.30. aku buru-buru mandi dan menyiapkan buku-bukuku serta baju untuk ekskul badminton nanti sepulang sekolah.
            “Sepertinya aku terlambat nih. Mana bemonya belum muncul lagi” umpatku dalam hati.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.45. kejadian semalam benar-benar membuatku kacau. Tiba-tiba sebuah motor CBR berhenti tepat di depanku. Anak cowok itu menggunakan seragam yang sama dengaku. Bisa dibilang dia pasti satu sekolah denganku. Dia membuka helmnya dan betapa kagetnya aku, ternyata dia Candra.
“Untuk apa dia kesini? Mau nyari kunci lagi? Jangan-jangan sekarang ganti kunci rumahnya yang hilang! Huh dasar cowok ceroboh” batinku.
“Hei kamu anak XI IPS 1!” panggilnya tak mengenal sopan santun.
“gak sopan banget sih!mau cari gara-gara nih anak! Gatau ini tempat umum ya?” umpatku dalam hati.
Karena dia tau aku tak menjawab, dia langsung meletakkan helmnya dan menghampiriku. Aku pura-pura tak melihatnya dan melihat ke arah lain. Tiba-tiba saja dia menarik lenganku sehingga membuatku terkejut. Dia menyeretku ke motornya.
“eh, apa-apaan nih? Lepasin aku!” kataku sambil berusaha melepaskan tanganku.
Dia menyadarinya dan melepaskan cengkramannya di lenganku. Dia langsung naik ke motornya dan memakai kembali helmnya. Aku tetap diam di tempat, tak tau apa maksudnya menarikku sampai kesini.
“Hei, kau mau terlambat? Cepat naik,ini sudah jam 7 kurang 10! Kau rak mau dihuku bu Endang kan” katanya sambil menyalakan motornya.
Sekarang aku baru mengerti maksudnya. Kenapa nggak bilang dari tadi coba? Aku kan gangerti maksudnya. Tanpa berfikir panjang, aku langsung naik ke motornya.
“Pegangan yang erat! Aku ngebut” katanya dan langsung tancap gas sehingga refleks aku memeluknya dengan sangat erat.
Sampai di sekolah, aku buru-buru melepaskan peganganku dan turun. Tinggal 2 menit lagi bel masuk berbunyi. Apalagi jam pertama bu Ina, si guru killer itu.
“Terimakasih sudah mengantarkanku! Maaf aku buru-buru!” kataku langsung buru-buru pergi.
“Tunggu, siapa namamu?” tanyanya sedikit berteriak.
Aku sedikit kaget dengan pertanyaannya. Sambil jalan cepat, aku menjawab “Namaku Rafika” dengan suara sedikit keras dan meninggalkannya yang sedang terbengong-bengong.entah kenapa aku senyum-senyum sendiri dan sedikit melupakan kejadian semalam.