“Sudahlah kamu pulang sama aku aja,sudah
sore soalnya! Cewek gak bagus pulang sendirian, bahaya” tegasnya lalu menoleh
ke arahku sambil membalikkan badannya dan berhenti. Otomatis aku ikut
menghrntikan langkahku.
“maksa nih ceritanya?” tanyaku sambil
kembali melangkahkan kakiku untuk melewatinya, namun ketika aku tepat berada di
sampingnya, Candra langsung menggenggam lenganku dengan erat. Aku berusaha
melepaskan tnganku namun tak bisa. Genggamannya erat sekali, sampai membuat
tanganku sakit.
“lepasin tanganku Ndra, sakit” teriakku.
“nggak,sebelum kamu kasih tau aku apa
alasanmu ngehindarin aku. Aku salah apa sama kamu Nin?”tanyanya sambil
menatapku dengan tatapan tadi malam.
“aku nggak lagi menghindar dari kamu Candra,
tolong jangan salah faham. Aku gini juga demi kita” kataku, namun dalam sekejap
aku menyadari ada yang salah dengan kata-kata terakhirku. Aku langsung menatap
wajahnya dan melihat ekspresi kagetnya ketika mendengar kata-kata terakhirku.
Ketika tersadar aku juga ikut menatapnya, dia langsung memalingkan wajahnya dan
tersenyum kecut.
“kamu bilang semua ini demi kita?kamu
menjauhiku juga demi kita?” tanyanya dengan nada bicara yang pelan namun
menegaskan kalimat “demi kita”.
“maaf, bukan gitu maksudku, maksudku itu...”
“cukup Nin, aku tau maksudmu. Maksudmu kita
sudah putus kan, untuk apa pulang bareng, ngapain aja bareng, iya kan? Yasudah
aku pulang, maaf udah ganggu hidup kamu” katanya sambil beranjak. Aku haya bisa
terdiam sambil menatap punggungnya yang semakin lama semakin hilang di tengah
sinar senja sambil meratapi kesalahan kata-kataku.
Setelah sekian lama aku berdiam diri di
tengah lapangan dan di bawah terpaan sinar matahari senja, akhiirnya akupun
memutuskan beranjak dari tempat itu. Lorong-lorong kelas yang lumayan gelap dan
minimnya pencahayaan membuatku mengambil langkah seribu. Aku mulai memperlambat
langkahku ketika menemukan seorang cowok tidur di bangku taman depan sekolah.
“Siapa sih jam segini kok belum pulang aja”
batinku, namun pikiranku yang sudah negative di awal membuatku enggan untuk
mendekatinya dan memutuskan untuk buru-buru ke halte menunggu bus atau angkot
yang searah dengan rumahku.
Sesampainya di rumah, aku memutuskan tidur
untuk yang kesekian kalinya. Entah kenapa aku merasa sangat lelah,baik fisik
maupun batin. Belum selesai masalah yang satu,datang lagi masalah yang lain.
Candra dan Danny sama-sama penting bagiku. Tapi aku tau, aku harus memilih
salah satu diantara mereka berdua, tapi siapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar